Selayang Pandang
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda merupakan pusat pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat yang berkomitmen mencetak generasi pendidik berkarakter Islami, berwawasan luas, dan profesional. Berdiri dengan semangat mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap aspek pendidikan, FTIK terus berkembang menjadi salah satu fakultas terkemuka di bidang pendidikan Islam di Kalimantan Timur.
Melalui inovasi pembelajaran, riset unggulan, dan pengabdian yang berdampak, FTIK menjadi rumah bagi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan yang ingin memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
Sejarah
Sejak awal berdirinya, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UINSI Samarinda hadir sebagai garda terdepan dalam melahirkan pendidik profesional berlandaskan nilai-nilai Islam. Perjalanan panjang ini diwarnai dengan berbagai langkah strategis, pengembangan program, dan inovasi berkelanjutan yang memperkuat kiprah FTIK sebagai pusat pengembangan pendidikan Islam yang unggul di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya.
Di awal 1960-an, di tengah geliat pembangunan Kalimantan Timur, lahir sebuah mimpi besar: menghadirkan perguruan tinggi Islam yang akan melahirkan pendidik dan cendekiawan untuk negeri. Mimpi itu dibawa jauh ke Jakarta oleh Ny. Hj. Hamdiah Hassan, bersama perwakilan daerah, demi menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Kementerian Agama RI. Sambutan positif pun datang, dan perjalanan panjang itu dimulai.
Pada 18 Agustus 1963, berdirilah Sekolah Persiapan Institut Agama Islam (SPIAIN), cikal bakal pendidikan tinggi Islam di Samarinda. Setahun kemudian, Fakultas Tarbiyah resmi dibuka, menjadi rumah pertama bagi para calon guru yang berkomitmen menggabungkan ilmu dan iman. Perjuangan tak berhenti di situ; tahun 1968, fakultas ini resmi bergabung dengan IAIN Sunan Ampel Surabaya, menguatkan pijakan akademiknya.
Waktu terus berjalan. Tahun 1997, fakultas ini bertransformasi menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda, memperoleh otonomi penuh untuk mengembangkan pendidikan tinggi Islam. Puncaknya, pada 2014, statusnya naik menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda, dan Fakultas Tarbiyah berganti nama menjadi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
Kini, setelah lebih dari setengah abad perjalanan, FTIK tetap setia pada misi awalnya: mencetak pendidik profesional yang menginspirasi, memadukan keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan. Setiap lulusan membawa warisan semangat para pendiri bahwa pendidikan adalah cahaya yang tak pernah padam.